Rabu, 08 Januari 2014

tulisan softskill ke 14


RI Tambah Utang Rp 232,7 Triliun di 2013



Tahun ini pemerintah telah menambah utang baru senilai Rp 232,7 triliun untuk menutupi defisit anggaran yang nilainya mencapai Rp 224,2 triliun atau 2,38% dari PDB.

Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan ada beberapa jenis utang yang diambil tahun ini.

"Utang itu kan macam-macam ada loan, ada pinjaman, ada securities SBN. Kalau loan itu biasanya project loan itu dibelanjakan spesifik kan. Project loan itu di APBN ada seperti ini lah, loan itu untuk bangun energi kan, jembatan, bandara, alutsista dan sebagainya," ungkap Robert di Gedung Djuanda Kemenkeu, Senin (30/12/2013)

Sementara itu untuk Surat Berharga Negara (SBN) dimasukan ke dalam kas negara. Kemudian dipakai untuk pembiayaan rutin, seperti belanja pegawai, subsidi, dan belanja lainnya.

"Kalau SBN itu betul-betul saya terbitkan karena betul-betul kekurangan penerimaan kekurangan uang. General financing umum. Dan itu lazim di banyak negara. Defisit secara umum kurang ya nyari uang," jelasnya.

Ia mengatakan sejauh ini utang negara sudah cukup produktif dalam pembiayaan infrastruktur. Namun utang masih dibutuhkan untuk pembangunan Indonesia.

"Jadi yang financing yang saya adakan adalah bersifat umum dan sebagian besar itu untuk pembangunan infrastruktur juga," sebut Robert.

Secara total, hingga November 2013, utang pemerintah Indonesia mencapai Rp 2.354,54 triliun. Jumlah utang ini naik naik Rp 77,6 triliun dibandingkan dengan posisi Oktober 2013 yang sebesar Rp 2,276,98 triliun.

analisis : bertambahnya utang Negara sama saja bertambahnya beban yang dipikul Indonesia, karena hutang yang akan dipergunakan untuk membangun infrastruktur Indonesia justru tidak sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat Indonesia, contohnya pembangunan jembatan,sekolah,subsidi,dll. Itu semua belum nyata hasilnya Karena dananya dibuat untuk korupsi. Sekalinya pembangunan itu berjalan namun gedung yang sedang dibuat tiba-tiba rusak padahal jangka waktu bangunan tersebut baru berumur 1 tahun. Ini yang perlu kita pikirkan, mengapa untuk pembangunan negaranya sendiri saja masih menggunakan kualitas yang rendah, padahal pemerintah sudah memberi kepercayaan untuk membangun dengan kualitas bagus.lalu uang sisanya itu dimana? Ya masuk kedalam kantong pribadi, makanya tak heran KPK sudah banyak menangkap para pelaku korupsi yang bermilayaran bahkan triliunan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar