Rabu, 08 Januari 2014

tulisan softskill ke 13


Berharap Rupiah Menguat Lebih Lanjut



JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah masih menyimpan potensi kenaikan dalam jangka pendek, Selasa (7/1/2014). Penurunan data layanan di Amerika Serikat mendorong pelemahan dollar AS atas sejumlah mata uang utama di tingkat global.

Greenback terdepresiasi versus yen pada awal pekan ini. Merujuk pada hasil riset Monex Investindo Futures pagi ini, hal itu seiring indeks sektor jasa AS yang mencerminkan perlambatan pertumbuhan di akhir tahun lalu.

Laporan Institute for Supply Management menunjukkan laju pertumbuhan sektor jasa AS melambat untuk bulan kedua berturut-turut pada bulan Desember. Hal itu seiring aktivitas bisnis berekspansi pada kecepatan yang lebih rendah dan pesanan baru berkontraksi.

Laju rupiah sendiri kembali tertekan setelah pelaku pasar lebih memilih mata uang yen merespon perlambatan kegiatan manufaktur di China yang dinilai akan meningkatkan aset-aset yang lebih aman.

Di sisi lain, meski laju kenaikan dollar AS tertahan dengan kenaikan yen tersebut namun masih tetap lebih terapresiasi dibandingkan mata uang lainnya.

Riset Trust Securities menyatakan adanya berita BOE akan melakukan spending cuts anggaran yang berimbas pada pelemahan poundsterling dan pelemahan euro setelah terkena aksi profit taking pascareli dalam beberapa minggu terakhir turut berpengaruh pada tertahannya kenaikan rupiah.

Laju rupiah di bawah target support Rp 12.238 per dollar AS. Hari ini rupiah diproyeksikan berada di rentang Rp 12.248-Rp 12.198 per dollar AS (kurs tengah BI).

analisis : pelemahannya nilai dollar yang masih terus menerus nampaknya membuat semua negara harus menata ulang anggaran anggaran yang harus dikeluarkan, khusunya indonesia. Dampak yang dihasilkan dari melemahnya rupiah ini bisa kita rasakan,seperti naiknya kebutuhan yang sangat mengcengakan karena bahan pokoknya berasal dari luar negri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar